Super Junior

Super Junior

Rabu, 11 Januari 2012

Love is Pink part 1




Gebrakan tangan eomma Minho di pintu kamar Minho membuat Minho terbangun dari tidur pulasnya. Bocah yang mengidolakan lagu barat ini terbangun dan langsung menuju meja makan. Minho hendak mengambil potongan roti dengan mata ngantuk seperti bulan sabit. Tiba – tiba eommanya memukul tangan Minho dengan gulungan Koran.

“Hei! Bagaimana bisa belum sikat gigi, belum cuci muka, belum mandi, bau keringat, rambut acak – acakan mengambil roti dan makan? Apa rasanya?” Bentak Eomma Minho.

“Ah, eomma apa sih? Minho belum sikat gigi 2 minggu aja makan burger masih sama rasanya nggak berubah jadi telur busuk.” Kata Minho langsung melek dan mengelus – elus tangannya yang sakit.

“Bagaimana ada orang sejorok dan sejelek kau Minho! Siapa yang mengajarimu seperti ini? Dasar anak kurang ajar.” Kata eomma Minho dengan kedua tangan di pinggang. Kemudian Appa Minho duduk disebelah Minho.

“Bau apa ini? Minho, apa kau belum mandi?” Tanya Appa Minho yang lebih sabar.

“Apa? Apa tidak bisa dilihat, penampilan yang tidak lebih baik daripada orang gila ini bisa kau tanyakan “Apa kau belum mandi Minho?”” Kata eomma Minho, menirukan gaya berbicara Appa Minho.

“Kenapa, Minho dia pria tampan. Dengan seperti ini saja dia tampan apalagi kalo udah mandi. Bukannya Minho pernah menjadi cover majalah?” Kata Appa Minho yang slalu memanjakan Minho disusul wajah bingung dari Minho dan Eommanya.

“Apa?” Kata Eomma Minho dan Minho serempak.

“Iya, dia pernah menjadi cover majalah saat dia masih SD. Itu lho saat dia menang menjadi penyanyi.” Jelas Appa Minho.

“ahh, sudah kutebak. Itu Minho dijaman kejayaannya dulu. Sekarang? Lihatlah anakmu itu. Orang di rumah ini semua benar – benar sudah gila.” Kata Eomma Minho kembali ke dapur.

Tak lama kemudian ketika Minho akan mengambil roti bel pintunya berbunyi.

“Argh! Apa tidak ada yang mengizinkan aku untuk makan pagi ini.” Kata Minho lirih, namun Eommanya mendengar.

“Tidak dengan penampilan seperti ini. Cepat buka pintunya.” Teriak Eommanya dari dapur.

Dengan wajah lemas karena sarapan omelan eommanya yang ia pikir ada benarnya juga, Minho menuju pintu. Pertama ia mengintip namun tidak ada orang, akhirnya Minho membalikkan badan dan belnya berbunyi lagi. Minho coba membuka pintunya, ia lihat sekitar tidak ada siapapun sampai akhirnya ada yang menarik bajunya. Ia lihat ke bawah ada gadis kecil dengan rambut sepundak dan bando pita, dari bawah sampai atas semuanya pink and white. Gadis itu mengedipkan matanya dan mengulurkan kue ke Minho tapi tidak berbicara apapun.

“Oh! Mmm, untukku? Iya? Apa ini untukku? Dimana rumahmu?” Tanya Minho berulang ulang karena gadis kecil itu hanya mengedipkan matanya dan mengulurkan kue itu. Minho yang tidak menyukai anak kecil pun hilang kesabaran.

“Hei, apa maumu? Kau salah alamat, itu Eommamu sudah pergi bukan disini tempatnya.” Kata Minho menunjuk yeoja gemuk yang tidak ia kenal. Namun gadis kecil itu mulai menangis, Minho semakin bingung dan tidak tau apa yang harus ia lakukan. Tiba – tiba seorang Wanita dengan rambut panjang yang masih mengenakan pakaian olahraga lari menuju rumahnya.

“Hye Sun!” teriak yeoja itu yang memanggil dan memeluk gadis kecil di depan Minho yang bernama Hye Sun.

“Hye Sun, kenapa menangis? Sudah ada Eomma di sini.” Kata yeoja itu dan segera berdiri ketika menyadari ada Minho.

“itu anakmu? Apa maunya dia?” Tanya Minho seperti orang dewasa padahal dia tahun ini baru akan lulus SMA.

“Mhianeyo, Saya tidak tahu kalau Hye Sun kesini mengantarkan kue ini sendirian dan justru merepotkan anda. Oh iya, saya tetangga baru disini dan kue ini untuk anda.” Kata yeoja tadi mengulurkkan kue tersebut.

“Hah? hey Hye Sun, itu Eommamu, melepasmu sendirian kesini. Apa kau tau itu sangat merepotkan dan menggangguku, dan bisamu cuma menangis.” Kata Minho dengan senyum evil.

“Mhianeyo. Saya Sooyoung, dan ini putri saya Hye Sun, kami tetangga baru sebelah rumah anda. Terimalah kue ini.” Kata Sooyoung namun Minho malah melempar kue itu kebawah Hye Sun dan menodai sepatu Hye sun, Hye Sun semakin menangis keras.

“Ini kau bilang tetangga? Merepotkan dulu dan cuma bisa maaf? Kau masih muda sudah punya anak, jangan - jangan” Kata Minho dengan mata menyipit.

Sooyoung yang awalnya merasa bersalah dan sabar kini ia sudah tidak bisa menahan rasa amarahnya kepada Minho.

“Hey! Apa maumu? Aku datang dengan niatan baik, membuatkanmu kue, memanggilmu dengan sebutan ANDA, dan kau membuat putriku menangis, aku meminta maaf padamu karena dia sudah mengganggumu, tapi kau membuatnya menangis! Dan sekarang kue ini kau lemparkan ke sepatu yang harganya bisa membeli rumahmu, dan ingat Kau boleh menghinaku sebagai orang yang muda punya anak tapi jangan sekali – sekali mengira kalau Hye Sun adalah anak diluar nikah!” Kata Sooyoung dengan kecepatan bicara 1km/menit sambil mengangkat kepalanya ke depan muka Minho. Sedangkan Minho hanya bengong melihat kemarahan tetangga barunya itu.

“Minho! Apa – apaan ini? Oh, Sooyoung. Mhian, saya mendengar kemarahanmu, tapi kami benar – benar minta maaf. Minho memang menyebalkan dan tidak punya budi pekerti yang baik serta gaya hidup yang jorok tapi maafkan kami Sooyoung.” Kata Eomma Minho tiba – tiba.

“Oh iya tidak papa, jadi begitu kepribadian putra anda. Sudah pantas kok.” Kata Sooyoung dengan senyum memaksa di hadapan Minho.

“Iya, saya sampai kuwalahan. Eh ini Hye Sun yang kau ceritakan?”

“Iya, dan sepatunya sudah ternodai.” Kata Sooyoung singkat melirik Minho.

“Ohh, mhian Sooyoung. Minho mungkin stress karena sebentar lagi harus mengikuti ujian akhir SMA.” Kata Eomma minho, disusul wajah malu Minho yang tadi sudah membentak Sooyoung.

“Ohh, jadi masih SMA ya? Ahh, lucu sekali.” Kata Sooyoung mencubit pipi Minho.

“Ngomong apaan sih kagak jelas deh.” Kata Minho meninggalkan mereka berdua.

Walaupun Minho anak tunggal dan dari keluarga berada, Appanya selalu membuat hidup Minho susah. Berangkat sekolah Minho harus berangkat pagi dan mendapatkan bus. Selain itu, Minho juga tidak diberi uang saku lebih makanya sepulang sekolah Minho selalu langsung pulang. Disekolah Minho jarang jajan, karena Minho sendiri tidak suka dengan menu yang ada di kantin sekolah, Minho lebih suka membawa lollipop kemana – mana. Diwaktu istirahat, Minho hanya akan baca buku tentang sejarah atau teknologi dan Minho sering menjadi juara kelas, dan kelasnya adalah kelas yang paling bawah, tapi untuk peringkat umum Minho mendapat peringkat 30. Hal itu karena kepribadian Minho yang pemalas dan doyan tidur, tapi kepribadiannya itu tidak ada yang tahu. Di sekolah dia dikenal sebagai Kapten Basket, ngga jarang cewek yang ngejar – ngejar dia.

Pagi ini Minho jalan kaki sepanjang jalan menuju kota. Karena hari sudah siang akhirnya Minho ketinggalan bus. Minho tinggal di pemukiman elite di kaki gunung yang sangat sejuk namun transportasinya sangat sulit karena kebanyakan membawa kendaraan sendiri.

“Argh! Semua ini gara – gara wanita itu. Soo…Soo…Soo… Kenapa ingatanku begitu jelek, hidup susah, pintar gak pintar, hidup malas - malasan. Ahhh, benar kata Eomm kalau Eomma kuwalahan ngurusi aku. Aku sendiri merasakan hal itu!” Kata Minho sambil ngomel – ngomel sendiri di jalan untuk mengheommar dirinya sendiri.

“Tin….Tin…Tin….Tin..” suara klakson dari mobil yang berjalan perlahan dari belakang Minho.

“Oke, aku minggir.” Kata Minho yang gak begitu menghiraukan klakson mobil itu, dan klakson itu terus berbunyi. Minho terus minggir dari jalan raya dengan maksud memberi jalan mobil itu.

“nih orang maunya pa sih. Jalan lebar maksa orang jalan kaki buat minggir.” Gumam Minho dan Minho selangkah minggir lagi dan klakson itu terus berbunyi, namun Minho tidak ada niatan untuk menengok kebelakang.

“untung aku sabar.” Sekali lagi gumam Minho dan “Aaargh!” Minho terjatuh ke genangan air sisa hujan tadi malam. Minho berdiri sendiri, bajunya basah kuyup, rambutnya yang gondrong basah membuat Minho berpikir kalo dia harus mandi dan karmas nanti sore, karena hal itu hal dibenci Minho.

“Minho, kau ini tuli atau buta?” Kata yeoja yang turun dari mobil pink yang tak lain adalah Sooyoung.

“Hey! Kau..Kau. kenapa harus bunyiin klakson seperti itu, apa tidak bisa memanggil? Pagi – pagi bikin reommat di rumah orang, sekarang aku ketinggalan bis. Dan sekarang lihat bajuku, gara – gara klakson mobil sialan itu.” Kata Minho dengan kecepatn bicara yang tak kalah cepat.

“ooo…ooo…ooo dasar anak SMA cerewet. Sudah naik mobilku saja aku antar kau ke sekolah, dan ada handuk di mobil. Ayo cepat, bukankah seorang kapten basket harus sigap?” Kata Sooyoung menggoda Minho, sedangkan Minho cuma ikut aja.

Di dalam Mobil Minho hanya diam seommak membersihkan bajunya tanpa menghiraukan pertanyaan – pertanyaan yang dilontarkan Sooyoung sampai akhirnya mereka sampai di sekolah Minho.

“Mmm, sepertinya sia – sia kau berbuat baik untukku hari ini.” Kata Minho murung melihat gerbang sekolahnya yang sudah ditutup.

“oh ya? Kenapa? Apa kau terlambat?” Tanya Sooyoung.

“Hei, kau ini bodoh, ga punya mata atau gak punya otak sih? Liat tuh jelas – jelas aku sedih gerbang ditutup, malah Tanya.” Kata Minho menunjuk gerbang sekolahnya dari seberang sambil mewek.

“Ooo, gak heran deh kalau kamu jadi juara kelas, ternyata pinter juga.” Kata Sooyoung.

“ahh, ketemu orang yang lebih aneh dari Appa dan Eomma dirumah.” Gumam Minho.

“Oke, Let’s Go!” Kata Sooyoung sedangkan Minho hanya melihat ke keluar kaca Karena dia hari ini pasti mendapat alpha dan harus ikut ulangan harian susulan besok sendirian.

to be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar